Tuesday, 22 July 2025

Pengelolaan Keuangan : Fondasi Tangguh untuk UMKM yang Berkelanjutan

 


Hi Readers! πŸ‘‹

Selamat datang kembali di blog saya! pada Semester IV Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular ini, saya ingin berbagi pengalaman menarik yang saya alami dalam kelas "Kewirausahaan" bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI.

Dalam lanskap bisnis mikro dan kecil yang semakin kompetitif, pengelolaan keuangan bukan sekadar tugas administratif, tapi merupakan napas hidup usaha itu sendiri. UMKM yang sukses bukanlah yang memiliki modal besar, melainkan yang tahu cara mengelola keuangan dengan cerdas dan disiplin. Blog ini membahas secara menyeluruh bagaimana praktik keuangan yang solid bisa mentransformasi tantangan bisnis menjadi peluang pertumbuhan berkelanjutan.

Mengapa Pengelolaan Keuangan Penting untuk UMKM?

Pengelolaan keuangan memberikan dampak langsung pada :

  • Stabilitas operasional jangka pendek.
  • Kemampuan mengambil keputusan bisnis berdasarkan data.
  • Daya tarik bagi investor atau mitra usaha.
  • Optimalisasi keuntungan dan efisiensi biaya.

Tanpa manajemen keuangan yang rapi, bahkan ide bisnis yang brilian bisa tersandung dalam pelaksanaannya.

Studi Kasus : Membuka Kedai Kopi “Kopi Sekupang”

Wahyu, seorang pemula usaha di Sekupang, membuka kedai kopi dengan modal awal Rp75 juta. Ia mengelola keuangannya dengan prinsip berikut:

Hasilnya? Setelah 6 bulan, “Kopi Sekupang” mencatat laba bersih 15% per bulan dan mendapatkan pelanggan loyal melalui strategi keuangan yang konsisten.

Komponen Utama Pengelolaan Keuangan UMKM

1. Modal Awal

  • Rancang anggaran detail.
  • Fokus pada pengeluaran esensial.
  • Hindari pembelian yang tidak mendukung operasional langsung.

2. Pencatatan Keuangan Harian

Contoh Sederhana :

3. Manajemen Arus Kas

  • Identifikasi pola cash-in & cash-out.
  • Proyeksi pendapatan vs pengeluaran.
  • Percepat penagihan piutang dan minimalkan persediaan tidak produktif.

4. Laporan Laba Rugi

5. Analisis Titik Impas (Break-Even Point)

  • Tentukan target minimum penjualan untuk menutup biaya.
  • Gunakan rumus sederhana :
    $$BEP = \frac{\text{Biaya Tetap}}{\text{Harga Jual per Unit} - \text{Biaya Variabel per Unit}}$$

Alat Bantu & Tips Praktis

  • Aplikasi rekomendasi : BukuWarung, Jurnal.id, Microsoft Excel.
  • Dokumentasi digital : Simpan bukti transaksi di cloud folder bulanan.
  • Rekonsiliasi bank : Cocokkan pencatatan internal dengan rekening setiap bulan.
  • Pendidikan keuangan : Ikuti workshop OJK, komunitas UMKM, dan blog terpercaya.

Referensi Penunjang Blog Ini

  • Presentasi "Pengelolaan Keuangan Usaha : Kunci Sukses Bisnis Mikro & Kecil" (Dokumen terlampir oleh Wahyu Sulaiman & Zainul Umar)
  • Brigham & Houston : Fundamentals of Financial Management
  • Modul Literasi Keuangan OJK → ojk.go.id
  • Artikel Harvard Business Review : Why Financial Literacy Matters
  • Blog Finansialku : Mengelola Cashflow Usaha Kecil

Kesimpulan: Langkah Kecil, Dampak Besar

Pengelolaan keuangan bukan sekadar catatan angka—ia adalah kompas strategis bisnis. Bagi pelaku UMKM seperti Wahyu, praktik finansial yang disiplin membuka jalan menuju:

  • Keputusan bisnis yang berbasis data.
  • Stabilitas dan keberlanjutan operasional.
  • Pertumbuhan dan pengembangan usaha yang terukur.

“Keuangan usaha bukan hanya tentang mencatat, tapi tentang memahami dan merancang masa depan.”

Salam HangatπŸ™

WAHYU SULAIMAN_233500030014_FIKOM UNIVERSITAS MPU TANTULAR


Jika ada pengalaman serupa atau tips yang ingin dibagikan, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah ini πŸ‘‡πŸ˜ŠπŸ™

Friday, 18 July 2025

πŸ”₯Motivasi Berwirausaha : Mengapa Kita Memilih Jalan Mandiri dan Kreatif?

  


Hi Readers! πŸ‘‹

Selamat datang kembali di blog saya! pada Semester IV Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular ini, saya ingin berbagi pengalaman menarik yang saya alami dalam kelas "Kewirausahaan" bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI.

Di balik setiap usaha yang sukses, ada dorongan kuat yang membuat seseorang berani mengambil risiko, meninggalkan zona nyaman, dan membangun sesuatu dari nol. Dorongan itu disebut motivasi berwirausaha—sebuah kekuatan internal yang mendorong individu untuk menciptakan nilai, memecahkan masalah, dan meraih kemandirian finansial maupun emosional.

πŸ’‘ Apa Itu Motivasi Berwirausaha?

Motivasi berwirausaha adalah keinginan dan dorongan seseorang untuk memulai dan menjalankan usaha secara mandiri. Menurut Zimmerer & Scarborough (2008), motivasi ini bisa muncul dari berbagai faktor, seperti kebutuhan akan kebebasan, keinginan untuk mewujudkan ide, atau dorongan untuk mengatasi keterbatasan ekonomi.

Sementara menurut McClelland (1961), motivasi berwirausaha sangat dipengaruhi oleh need for achievement—dorongan untuk mencapai prestasi dan keberhasilan melalui usaha sendiri.

🎯 Faktor-Faktor yang Mendorong Seseorang Berwirausaha

Berikut adalah beberapa faktor utama yang memotivasi seseorang untuk menjadi wirausahawan:

1. Kemandirian dan Kebebasan

Keinginan untuk tidak terikat pada sistem kerja konvensional dan memiliki kontrol penuh atas waktu, keputusan, dan arah usaha.

2. Realisasi Ide dan Kreativitas

Wirausaha memberi ruang untuk mengekspresikan gagasan, inovasi, dan solusi yang tidak bisa dilakukan dalam pekerjaan formal.

3. Potensi Penghasilan Lebih Besar

Meski berisiko, usaha mandiri membuka peluang pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan gaji tetap.

4. Kontribusi Sosial dan Dampak Nyata

Banyak wirausahawan terdorong oleh keinginan untuk memberi manfaat bagi masyarakat, seperti menciptakan lapangan kerja atau memberdayakan komunitas.

5. Pengaruh Lingkungan dan Role Model

Lingkungan keluarga, komunitas, atau tokoh inspiratif bisa menjadi pemicu kuat untuk memulai usaha.

🧠 Perspektif Psikologis: Teori McClelland

David McClelland mengidentifikasi tiga kebutuhan dasar yang memengaruhi motivasi seseorang:

  • Need for Achievement (nAch): Dorongan untuk mencapai sesuatu yang bermakna dan sukses.
  • Need for Power (nPow): Keinginan untuk memengaruhi dan mengarahkan orang lain.
  • Need for Affiliation (nAff): Kebutuhan untuk diterima dan menjalin hubungan sosial.

Dalam konteks kewirausahaan, nAch menjadi faktor dominan. Wirausahawan cenderung memiliki ambisi tinggi, menetapkan tujuan yang jelas, dan berani mengambil risiko untuk mencapainya.

✍️ Refleksi: Mengapa Saya Berwirausaha?

Setiap wirausahawan punya cerita unik. Ada yang memulai karena kebutuhan ekonomi, ada yang terdorong oleh passion, dan ada pula yang ingin menciptakan perubahan. Menulis refleksi pribadi tentang motivasi berwirausaha bisa menjadi langkah awal untuk memahami arah dan tujuan usaha.

Contoh pertanyaan reflektif:

  • Apa yang membuat saya tertarik memulai usaha?
  • Nilai apa yang ingin saya bawa melalui usaha saya?
  • Siapa yang saya harap bisa saya bantu atau inspirasi melalui bisnis ini?

πŸ“š Referensi

  • McClelland, D. C. (1961). The Achieving Society. Princeton, NJ: Van Nostrand.
  • Zimmerer, T. W., & Scarborough, N. M. (2008). Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management. Pearson Education.
  • Suryana, A. (2013). Kewirausahaan: Kunci Sukses Menjadi Wirausaha Mandiri. Salemba Empat.
  • Kementerian Koperasi dan UKM RI. (2022). Panduan Pengembangan Wirausaha Pemula.
  • Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Organizational Behavior. Pearson.

Salam HangatπŸ™

WAHYU SULAIMAN_233500030014_FIKOM UNIVERSITAS MPU TANTULAR


Jika ada pengalaman serupa atau tips yang ingin dibagikan, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah ini πŸ‘‡πŸ˜ŠπŸ™

Studi Kasus dan Contoh Kewirausahaan : Belajar dari Praktik Nyata Usaha Kreatif



Hi Readers! πŸ‘‹

Selamat datang kembali di blog saya! pada Semester IV Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular ini, saya ingin berbagi pengalaman menarik yang saya alami dalam kelas "Kewirausahaan" bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI.

Dalam dunia kewirausahaan, teori hanyalah titik awal. Yang benar-benar membentuk pemahaman mendalam adalah praktik nyata—bagaimana seorang wirausahawan menghadapi tantangan, menciptakan nilai, dan membangun keberlanjutan. Studi kasus menjadi jendela penting untuk melihat dinamika bisnis secara langsung.

Artikel ini mengangkat studi kasus dari usaha mikro kreatif di Batam, yaitu Dnoun Art Gallery, sebagai contoh konkret kewirausahaan berbasis seni dan budaya.

Studi Kasus : Dnoun Art Gallery – Usaha Mikro Kreatif di Batam

Profil Usaha :

Dnoun Art Gallery adalah usaha mikro yang bergerak di bidang seni rupa, berlokasi di Batam Kota, Kepulauan Riau. Usaha ini didirikan oleh Wahyu Sulaiman dengan fokus pada produksi lukisan kanvas, mural tematik, karikatur personal, dan kaligrafi.

Latar Belakang :

Berawal dari kecintaan terhadap seni dan dorongan untuk memberdayakan komunitas lokal, Dnoun Art Gallery lahir sebagai ruang ekspresi sekaligus sumber penghidupan. Dengan modal awal Rp.10.000.000, usaha ini mulai menjangkau pelanggan melalui media sosial dan pameran komunitas.

Strategi Bisnis : Dnoun Art Gallery menerapkan pendekatan berbasis Business Model Canvas (BMC), dengan fokus pada :

  • Value Proposition : Karya seni autentik dan personal
  • Customer Segments : Komunitas seni, sekolah, cafΓ©, pelanggan umum
  • Channels : Instagram, TikTok, pameran seni
  • Revenue Streams : Penjualan karya, jasa mural, workshop seni

Hasil dan Dampak :

Dalam 6 bulan, usaha ini berhasil mencatat penjualan sebesar Rp.80.000.000, dengan keuntungan bersih Rp.41.200.000. Selain itu, Dnoun Art Gallery berkontribusi dalam kegiatan seni lokal, edukasi visual, dan pelestarian budaya.

Insight Kewirausahaan dari Studi Kasus

·       Kreativitas sebagai Modal Utama :

Tidak semua usaha membutuhkan modal besar. Kreativitas dan keunikan produk bisa menjadi daya tarik utama.

·       Digitalisasi sebagai Saluran Efektif :

Pemanfaatan media sosial seperti Instagram dan TikTok terbukti efektif dalam menjangkau pelanggan dan membangun komunitas.

·       Kolaborasi Lokal sebagai Kekuatan :

Kemitraan dengan sekolah, cafΓ©, dan komunitas seni membuka peluang pasar dan memperkuat posisi usaha secara sosial. 

·       Pentingnya Legalitas dan Registrasi :

Dukungan pemerintah melalui program Registrasi Pelaku Usaha Mikro memberikan akses terhadap pelatihan dan bantuan modal.

Contoh Kewirausahaan Lainnya :

1. Kopi Tuli – Jakarta

Usaha kopi yang memberdayakan barista tuli dan mengedukasi masyarakat tentang bahasa isyarat.
* Fokus : inklusi sosial dan pemberdayaan disabilitas

* Strategi : storytelling, komunitas, edukasi

2. Du’Anyam – NTT

Sosial enterprise yang memasarkan anyaman tradisional dari ibu-ibu di Flores.

·  Fokus : pelestarian budaya dan pemberdayaan perempuan
·  Strategi : e-commerce, branding etnik, kemitraan NGO

3. Mycotech – Bandung

Startup yang membuat bahan bangunan dari jamur sebagai alternatif ramah lingkungan.

·       Fokus : inovasi hijau dan keberlanjutan

·     Strategi: riset, kolaborasi industri, sertifikasi internasional

πŸ“š Referensi

  • Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation. Wiley.
  • Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Pearson Education.
  • Maida, Serepina Tiur. Customer Satisfaction – Materi Kewirausahaan. PDF.
  • Kementerian Koperasi dan UKM RI. (2023). Panduan Registrasi Usaha Mikro.
  • Du’Anyam Official Website: https://duanyam.com
  • Kopi Tuli: https://kopituli.com

Salam HangatπŸ™

WAHYU SULAIMAN_233500030014_FIKOM UNIVERSITAS MPU TANTULAR


Jika ada pengalaman serupa atau tips yang ingin dibagikan, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah ini πŸ‘‡πŸ˜ŠπŸ™


Business Model Canvas : Peta Strategis untuk Membangun Bisnis yang Berkelanjutan

 


Hi Readers! πŸ‘‹

Selamat datang kembali di blog saya! pada Semester IV Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular ini, saya ingin berbagi pengalaman menarik yang saya alami dalam kelas "Kewirausahaan" bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI.

Dalam dunia kewirausahaan yang dinamis, memiliki ide bisnis saja tidak cukup. Wirausahawan perlu memahami bagaimana bisnis mereka menciptakan nilai, menjangkau pelanggan, dan menghasilkan keuntungan. Di sinilah Business Model Canvas (BMC) berperan sebagai alat strategis yang sederhana namun sangat powerful.

Apa Itu Business Model Canvas?

Business Model Canvas adalah kerangka kerja visual yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur dalam buku Business Model Generation (2010). BMC membantu pelaku usaha menggambarkan, menganalisis, dan merancang model bisnis secara sistematis melalui 9 elemen utama.

Dengan BMC, wirausahawan dapat melihat gambaran besar bisnis mereka dalam satu halaman, memudahkan pengambilan keputusan, inovasi, dan komunikasi dengan tim atau investor.

9 Elemen Utama Business Model Canvas

Berikut penjelasan lengkap dari setiap komponen BMC:

1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)

Kelompok pelanggan yang menjadi target utama bisnis.
πŸ”Έ Contoh: Pelajar, komunitas seni, perusahaan, pelanggan online.

2. Value Propositions (Proposisi Nilai)

Nilai unik yang ditawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah.
πŸ”Έ Contoh: Produk berkualitas tinggi, layanan cepat, desain personal.

3. Channels (Saluran Distribusi)

Cara bisnis menjangkau dan berinteraksi dengan pelanggan.
πŸ”Έ Contoh: Media sosial, toko fisik, marketplace, email marketing.

4. Customer Relationships (Hubungan Pelanggan)

Jenis hubungan yang dibangun untuk mempertahankan dan menarik pelanggan.
πŸ”Έ Contoh: Layanan personal, komunitas pelanggan, loyalty program.

5. Revenue Streams (Aliran Pendapatan)

Sumber pendapatan yang dihasilkan dari segmen pelanggan.
πŸ”Έ Contoh: Penjualan produk, langganan, jasa konsultasi, iklan.

6. Key Resources (Sumber Daya Utama)

Aset penting yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
πŸ”Έ Contoh: Tim kreatif, alat produksi, hak kekayaan intelektual.

7. Key Activities (Aktivitas Utama)

Kegiatan inti yang dilakukan untuk menciptakan dan menyampaikan nilai.
πŸ”Έ Contoh: Produksi, pemasaran, riset, pengembangan produk.

8. Key Partnerships (Kemitraan Utama)

Pihak eksternal yang membantu bisnis berjalan lebih efisien.
πŸ”Έ Contoh: Supplier, komunitas lokal, lembaga pendidikan, investor.

9. Cost Structure (Struktur Biaya)

Biaya utama yang dikeluarkan untuk menjalankan model bisnis.
πŸ”Έ Contoh: Gaji, bahan baku, promosi, sewa tempat, teknologi.

Contoh Penerapan BMC : Dnoun Art Gallery


Manfaat Business Model Canvas
  • Visualisasi Strategi Bisnis: Semua elemen bisnis terlihat dalam satu halaman.
  • Fleksibel dan Mudah Diubah: Cocok untuk startup dan usaha mikro yang dinamis.
  • Meningkatkan Kolaborasi Tim: Memudahkan diskusi dan pemahaman bersama.
  • Mendukung Inovasi: Membantu menemukan celah dan peluang baru.
  • Mempermudah Presentasi ke Investor: Menyampaikan model bisnis secara ringkas dan jelas.

Pertanyaan Reflektif untuk Evaluasi BMC

  1. Apakah proposisi nilai saya benar-benar menjawab kebutuhan pelanggan?
  2. Saluran mana yang paling efektif untuk menjangkau pelanggan saya?
  3. Apakah saya memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankan aktivitas utama?
  4. Siapa mitra strategis yang bisa memperkuat bisnis saya?
  5. Bagaimana saya bisa menekan biaya tanpa mengorbankan kualitas?

πŸ“š Referensi

  • Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation. Wiley.
  • Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management. Pearson Education.
  • Strategyzer.com – Platform resmi pengembang BMC
  • Maida, Serepina Tiur. Materi Kewirausahaan: Customer Satisfaction. PDF.

Salam HangatπŸ™
WAHYU SULAIMAN_233500030014_FIKOM UNIVERSITAS MPU TANTULAR


Jika ada pengalaman serupa atau tips yang ingin dibagikan, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah ini πŸ‘‡πŸ˜ŠπŸ™

Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan)


Hi Readers! πŸ‘‹

Selamat datang kembali di blog saya! pada Semester IV Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular ini, saya ingin berbagi pengalaman menarik yang saya alami dalam kelas "Kewirausahaan" bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI.

Memahami Customer Satisfaction : Kunci Bertahan dan Berkembang dalam Dunia Wirausaha

Dalam dunia kewirausahaan yang kompetitif, customer satisfaction atau kepuasan pelanggan bukan sekadar bonus—ia adalah fondasi keberlangsungan bisnis. Kepuasan pelanggan mencerminkan seberapa baik seorang wirausahawan mampu memenuhi atau bahkan melampaui harapan konsumennya. Ketika pelanggan merasa puas, mereka tidak hanya kembali membeli, tetapi juga menjadi duta merek yang menyebarkan reputasi positif secara organik.

Apa Itu Customer Satisfaction?

Menurut Richard Gerson, kepuasan pelanggan adalah “persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui.” Sementara Kotler dan Armstrong menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah “tingkatan di mana kinerja anggapan produk sesuai dengan ekspektasi pembeli.”

Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan sangat bergantung pada ekspektasi awal dan pengalaman aktual yang dirasakan pelanggan terhadap produk atau layanan. Jika kenyataan melebihi harapan, pelanggan akan merasa puas—bahkan bisa menjadi loyal.

Mengapa Kepuasan Pelanggan Penting?

Kehilangan satu pelanggan setia bisa berdampak besar. Bahkan jika hanya sesekali, kehilangan tersebut dapat mengurangi kepercayaan terhadap bisnis. Sebaliknya, pelanggan yang puas memberikan banyak manfaat :

  • Loyalitas Pelanggan: Mereka cenderung melakukan pembelian berulang.
  • Peningkatan Reputasi: Ulasan positif memperkuat citra usaha.
  • Pemasaran dari Mulut ke Mulut: Rekomendasi organik dari pelanggan puas.
  • Keunggulan Bersaing: Usaha yang fokus pada kepuasan pelanggan lebih tahan terhadap persaingan.
  • Pertumbuhan Usaha: Pelanggan loyal menjadi sumber pendapatan jangka panjang.

Dimensi Kualitas Produk dan Layanan

Untuk mencapai kepuasan pelanggan, kualitas produk dan layanan harus diperhatikan secara menyeluruh. Berikut adalah dimensi yang memengaruhi persepsi pelanggan:Dimensi Kualitas Produk:

  1. Fungsional kinerja (Functional performance)
  2. Daya tahan (Durability)
  3. Kesesuaian terhadap spesifikasi (Conformance to specifications)
  4. Fitur (Features)
  5. Keandalan (Reliability)
  6. Kemudahan untuk diperbaiki (Serviceability)
  7. Fit and finish
  8. Nama merek (Brand name)

Dimensi Kualitas Layanan :

  1. Wujud (Tangibles): Penampilan fasilitas dan karyawan
  2. Keandalan (Reliability): Konsistensi dan akurasi layanan
  3. Daya tanggap (Responsiveness): Kesediaan membantu pelanggan
  4. Jaminan (Assurance): Pengetahuan dan kesopanan staf
  5. Empati (Empathy): Kepedulian terhadap kebutuhan pelanggan

Faktor-Faktor Pendorong Kepuasan Pelanggan

Beberapa faktor utama yang mendorong pelanggan merasa puas meliputi :

  • Kualitas produk: Produk harus sesuai dengan harapan dan fungsional.
  • Harga: Harus sebanding dengan nilai yang diterima.
  • Kualitas layanan: Pelayanan cepat, ramah, dan profesional.
  • Faktor emosional: Pengalaman menyenangkan dan hubungan personal.
  • Kemudahan akses: Produk mudah didapat dan proses pembelian tidak rumit.

Kesimpulan

Kepuasan pelanggan bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan, tetapi tentang menciptakan pengalaman yang bermakna. Dalam konteks wirausaha, seperti yang dijelaskan oleh Serepina Tiur Maida dalam materi “Customer Satisfaction,” wirausahawan harus mampu memahami ekspektasi pelanggan dan merancang strategi yang berorientasi pada nilai dan hubungan jangka panjang.

Dengan memahami dimensi kualitas dan faktor pendorong kepuasan, pelaku usaha dapat membangun loyalitas, memperkuat reputasi, dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

πŸ“š Referensi :

  • Maida, Serepina Tiur. Customer Satisfaction – Kepuasan Pelanggan. PDF Materi Kewirausahaan.
  • Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Principles of Marketing. Pearson Education.
  • Gerson, R. (1993). Measuring Customer Satisfaction. Crisp Publications.

Salam HangatπŸ™
WAHYU SULAIMAN_233500030014_FIKOM UNIVERSITAS MPU TANTULAR


Jika ada pengalaman serupa atau tips yang ingin dibagikan, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah ini πŸ‘‡πŸ˜ŠπŸ™

Saturday, 12 July 2025

"Menjalin Makna : Kearifan Lokal sebagai Fondasi Komunikasi Pembangunan"

 

Hi Readers! πŸ‘‹

Selamat datang kembali di blog saya! pada semester 4 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular ini, saya ingin berbagi pengalaman menarik yang saya alami dalam kelas "Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial" bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI.

🌿 Kearifan Lokal & Budaya : Pilar Kontekstual dalam Komunikasi Pembangunan

Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang kian cepat, kearifan lokal menjadi jangkar penting dalam menjaga identitas dan keberlanjutan pembangunan. Dalam konteks komunikasi pembangunan, integrasi nilai-nilai budaya lokal bukan hanya memperkuat efektivitas pesan, tetapi juga membangun kepercayaan dan partisipasi masyarakat secara lebih mendalam.

🧭 Apa Itu Kearifan Lokal ?

Kearifan lokal adalah pengetahuan, nilai, dan praktik tradisional yang berkembang dalam suatu komunitas sebagai respons terhadap lingkungan sosial dan alam mereka. Ia mencakup:

  • Tradisi lisan dan ritual
  • Sistem nilai dan norma sosial
  • Seni dan ekspresi budaya
  • Praktik ekologis dan spiritual

πŸ“‘ Peran Kearifan Lokal dalam Komunikasi Pembangunan

🎨 Studi Kasus Inspiratif

  • Seni Reyog Ponorogo digunakan sebagai media komunikasi moral dan edukatif dalam pembangunan karakter masyarakat.
  • Pemanfaatan tumbuhan obat di Manggarai Barat diwariskan melalui komunikasi ritual antar generasi, menunjukkan bagaimana budaya lokal menjadi alat pelestarian lingkungan.
  • Tradisi pamali di Kampung Kuta, Ciamis berfungsi sebagai norma ekologis yang menjaga sumber daya air secara berkelanjutan.

🧠 Refleksi Kritis

Komunikasi pembangunan yang mengabaikan kearifan lokal berisiko menciptakan resistensi budaya dan kegagalan program. Sebaliknya, pendekatan partisipatif yang menghargai nilai-nilai lokal dapat menciptakan transformasi sosial yang berakar dan berkelanjutan.

πŸ“š Referensi :

Salam HangatπŸ™
WAHYU SULAIMAN_233500030014_FIKOM UNIVERSITAS MPU TANTULAR
Jika ada pengalaman serupa atau tips yang ingin dibagikan, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah ini πŸ‘‡πŸ˜ŠπŸ™

Menggambarkan semangat perubahan sosial lewat komunikasi yang inklusif, penuh warna, dan berakar pada partisipasi masyarakat

 


Hi Readers! πŸ‘‹

Selamat datang kembali di blog saya! pada semester 4 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular ini, saya ingin berbagi pengalaman menarik yang saya alami dalam kelas "Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial" bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI.

🌍 Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial : Menyambung Aspirasi, Menggerakkan Transformasi

Di tengah dinamika masyarakat yang terus berkembang, komunikasi pembangunan hadir sebagai alat strategis untuk mendorong perubahan sosial yang berkelanjutan. Bukan sekadar menyampaikan informasi, komunikasi pembangunan adalah proses dialogis yang melibatkan masyarakat dalam merancang masa depan mereka sendiri.

🧩 Apa Saja yang Termasuk dalam Komunikasi Pembangunan?

Berikut adalah elemen-elemen penting yang membentuk komunikasi pembangunan dan kaitannya dengan perubahan sosial :


πŸ”„ Peran Komunikasi dalam Perubahan Sosial

Komunikasi pembangunan berperan sebagai:

  • Pencipta iklim perubahan : Mengubah sikap dan nilai masyarakat menuju modernisasi.
  • Penyebar keterampilan dan pengetahuan : Melalui pendidikan publik dan media.
  • Penggerak partisipasi politik dan sosial : Meningkatkan kesadaran warga negara.
  • Rekayasa sosial : Merancang perubahan perilaku dan struktur sosial secara sistematis.

🧠 Refleksi Kritis

Menurut Harun & Ardianto, pendekatan komunikasi pembangunan harus bergeser dari paradigma lama yang bersifat top-down menuju pendekatan partisipatif dan kontekstual. Perubahan sosial yang berkelanjutan hanya mungkin terjadi jika komunikasi dilakukan secara inklusif dan menghargai keberagaman lokal.

πŸ“š Referensi:

Salam HangatπŸ™

WAHYU SULAIMAN_233500030014_FIKOM UNIVERSITAS MPU TANTULAR
Jika ada pengalaman serupa atau tips yang ingin dibagikan, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah ini πŸ‘‡πŸ˜ŠπŸ™

Pengelolaan Keuangan : Fondasi Tangguh untuk UMKM yang Berkelanjutan

  Hi Readers!  πŸ‘‹ Selamat datang kembali di blog saya! pada Semester IV Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular ini, saya ingin be...